Friday, July 26, 2013

Delapan Puluh Empat Tidak Pula Cukup

Disudutkan dalam suatu keadaan dimana permintaan, renungan dan kerinduan sepertinya bertemu. Melepas keinginan yang lama diselimuti kemalasan, perempuan bodoh penunda-nunda pekerjaan ini akhirnya menyempatkan diri untuk merenungkan

'apa memang perlu menghabiskan beberapa jam terakhir disini untuk kembali menulis?'

'terlalu banyak berkelibat, terlalu banyak yang flat, bahkan tidak sedikit yang terlalu rumit untuk diceritakan. aku bahkan lupa bagamana cara yang benar untuk bercerita lewat rangkaian kata. Lantas, dari mana aku harus memulai dongeng membosankan itu?'

'lagipula sudah banyak yang numpang lewat, ibaratnya.  just for the sake of reading, they don't understand a word from what I was trying to say. Apa benar aku harus kembali menulis?'

'....aku rindu bahasa Indonesia sih.'  (LOL a very silly statement, but really, to be honest, I love every Indonesian words. They create lots of other meanings mysteriously)

Mungkin aku memang harus mengemas sesuatu yang bersifat serial dan anonim.

Just to trigger back our curiosity. We have been boring human for awhile, haven't we?